Selasa, 01 Mei 2012

DISTOCIA KARENA KELAINAN JANIN (HIDROCHEPALUS)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmad dan karunianya kita berada dalam keadaan sehat wal afiat dan mendapat kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul DISTOCIA KARENA KELAINAN JANIN (HIDROCHEPALUS). Makalah ini telah disesuaikan dengan  mata kuliah Asuhan Kebidanan IV (Patologi).

            Mengingat proses pembuatan makalah ini penulis rasakan masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritik sehingga makalah ini kelak menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.


Pekanbaru,     April 2012


Penulis








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I.    PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang........................................................................................... 1
2.     Tujuan......................................................................................................... 1
BAB II.   ISI
1.     Pengertian.................................................................................................. 2
2.     Epidemiologi.............................................................................................. 5
3.     Etiologi........................................................................................................ 7
4.     Patofisiologi................................................................................................ 8
5.     Jumlah Cairan Cerebrospinalis........................................................... 10
6.     Klasifikasi................................................................................................. 10
7.     Manifestasi Klinis.................................................................................... 11
8.     Diagnosis................................................................................................. 12
9.     Penanganan............................................................................................ 14
10.  Prognosis................................................................................................. 15
11.  Akibat Hidrosefalus................................................................................ 16
BAB III.  PENUTUP
1.     KESIMPULAN......................................................................................... 17
2.     SASARAN................................................................................................ 17
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 19

BAB I
PENDAHULUAN
1.            LATAR BELAKANG
Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani: "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrosefalus)
Hidrosefalus dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu gangguan pembentukan, aliran, atau penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) yang mengarah pada peningkatan volume yang ditempati oleh cairan ini dalam SSP. Kondisi ini juga bisa disebut gangguan hidrodinamik dari CSF . Hidrosefalus akut terjadi selama hari, hidrosefalus subakut terjadi selama beberapa minggu, dan hidrosefalus kronis terjadi selama beberapa bulan atau tahun. Kondisi seperti atrofi otak dan lesi destruktif fokus juga mengakibatkan peningkatan abnormal CSF dalam SSP. Dalam situasi ini, hilangnya jaringan otak meninggalkan ruang kosong yang dipenuhi pasif dengan CSF. Kondisi seperti itu bukan hasil dari gangguan hidrodinamik dan karenanya tidak diklasifikasikan sebagai hidrosefalus. Sebuah ironi yang lebih tua yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ini adalah hidrosefalus ex vakum. (http://emedicine.medscape.com/)

2.            TUJUAN
·         Dapat memahami apa yang dimaksud dengan Hidrosefalus
·         Dapat memahami bagaimana mendiagnosis Hidrosefalus
·         Dapat memahami bagaimana penanganannya
·         Untuk memenuhi tugas kuliah Asuhan Kebidanan IV (Patologi)

BAB II
ISI
1.           PENGERTIAN
Kepala sangat besar yang disebabkan karena peningkatan jumlah cairan serebrospinal yang meluas ke otak. Tulang kranial lembut, fontanel besar dan sutura lebar. Keadaan ini dapat meyebabkan obstruksi persalinan jika tidak didiagnosa dengan segera. Pada palpasi abdomen kepala teraba besar dan dibagian atas pinggir mungkin teraba bokong. Diagnosa dapat ditetapkan dengan USG, radiologik atau dengan pemeriksaan vagina. Pada banyak kasus fetus tidak dapat dilahirkan pervaginam dan SC dibutuhkan. Pada beberapa kasus pembedahan berhasil dengan baik dengan cara insersi katuk jantung dan kateter dari ventrikel ke vena jugularis dan sisi kanan jantung. Dengan cara demikian dapat mengurangi cairan sereberal. (Marmi, 2011 : 168)
Penimbunan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar serta ubun-ubun jadi lebar. Jumlah cairan besar bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada yang sampai 5 liter. Sering dijumpai kelainan lain seperti spinabifida dan cacat bawaan lain pada janin. (Prof. Dr. Rustam, 1998 : 376)
Hidrosepalus adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam pentrikel otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.caiaran yang tertimbun dalam pentrikel biasanya antara 500-1500 ml,akan tetapi kadang-kadang dapat mencapai 5 liter. Hidrosepalus sering kali disertai kelainan bawaan lain seperti misalnya spinabipida. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)
Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani: "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrosefalus)
Hidrosefalus dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu gangguan pembentukan, aliran, atau penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) yang mengarah pada peningkatan volume yang ditempati oleh cairan ini dalam SSP. Kondisi ini juga bisa disebut gangguan hidrodinamik dari CSF . Hidrosefalus akut terjadi selama hari, hidrosefalus subakut terjadi selama beberapa minggu, dan hidrosefalus kronis terjadi selama beberapa bulan atau tahun. Kondisi seperti atrofi otak dan lesi destruktif fokus juga mengakibatkan peningkatan abnormal CSF dalam SSP. Dalam situasi ini, hilangnya jaringan otak meninggalkan ruang kosong yang dipenuhi pasif dengan CSF. Kondisi seperti itu bukan hasil dari gangguan hidrodinamik dan karenanya tidak diklasifikasikan sebagai hidrosefalus. Sebuah ironi yang lebih tua yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ini adalah hidrosefalus ex vakum. (http://emedicine.medscape.com/)
Hidrosefalus tekanan normal (NPH) menggambarkan suatu kondisi yang jarang terjadi pada pasien yang lebih muda dari 60 tahun. Pembesaran ventrikel dan tekanan CSF normal pada pungsi lumbal (LP) dalam ketiadaan papilledema menyebabkan NPH panjang. Namun, hipertensi intrakranial berselang telah dicatat selama pemantauan pasien yang diduga NPH, biasanya pada malam hari. Para Hakim klasik tiga serangkai gejala termasuk gaya berjalan apraxia, inkontinensia, dan demensia. Sakit kepala bukan merupakan gejala khas dalam NPH. Hidrosefalus eksternal jinak adalah membatasi diri penyerapan kekurangan masa bayi dan anak usia dini dengan tekanan intrakranial dibangkitkan (ICP) dan ruang subarachnoid diperbesar. Ventrikel biasanya tidak diperbesar secara signifikan, dan resolusi dalam 1 tahun adalah aturan. (http://emedicine.medscape.com/)
Berkomunikasi hidrosefalus terjadi ketika komunikasi penuh terjadi antara ventrikel dan ruang subarachnoid. Hal ini disebabkan oleh kelebihan produksi CSF (jarang), cacat penyerapan CSF (paling sering), atau ketidakcukupan drainase vena (kadang-kadang). (http://emedicine.medscape.com/)
Berkomunikasi hidrosefalus dengan sekitarnya "atrofi" dan peningkatan sinyal materi periventricular dan dalam putih pada cairan pemulihan inversi dilemahkan (FLAIR) urutan. Perhatikan bahwa pemotongan apikal (baris bawah) tidak menunjukkan pembesaran sulci, seperti yang diharapkan dalam atrofi umum. Evaluasi patologis otak ini menunjukkan hidrosefalus tanpa mikrovaskuler patologi sesuai dengan kelainan sinyal (yang mungkin mencerminkan transependymal eksudat) dan berat otak yang normal (menunjukkan bahwa pembesaran sulci itu karena meningkatnya cairan cerebrospinal subarachnoid [LCS] menyampaikan sebuah pola otak pseudoatrophic). (http://emedicine.medscape.com/)
Noncommunicating hydrocephalus terjadi ketika aliran CSF terhambat dalam sistem ventrikel atau di outlet untuk ruang arachnoid, mengakibatkan penurunan CSF dari ventrikel ke ruang subarachnoid. Bentuk yang paling umum dari hydrocephalus adalah noncommunicating obstruktif dan disebabkan oleh intraventricular atau extraventricular massal pendudukan lesi yang mengganggu anatomi ventrikel. (http://emedicine.medscape.com/)
Hidrosefalus obstruktif Noncommunicating disebabkan oleh terhalangnya foramen dari Luschka dan Magendie. Ini gambar sagital MRI menunjukkan dilatasi ventrikel lateral dengan peregangan corpus callosum dan dilatasi ventrikel keempat. (http://emedicine.medscape.com/)
Hidrosefalus obstruktif Noncommunicating disebabkan oleh terhalangnya foramen dari Luschka dan Magendie. Gambar aksial MRI menunjukkan dilatasi ventrikel lateral. Hidrosefalus obstruktif Noncommunicating disebabkan oleh terhalangnya foramen dari Luschka dan Magendie. Gambar aksial MRI menunjukkan dilatasi ventrikel keempat. (http://emedicine.medscape.com/)
Hidrosefalus kongenital berlaku untuk ventrikulomegali yang berkembang pada periode janin dan bayi, sering dikaitkan dengan macrocephaly. Penyebab paling umum dari hidrosefalus kongenital adalah obstruksi dari aliran saluran air otak, malformasi Arnold-Chiari atau malformasi Dandy-Walker . pasien ini mungkin menstabilkan dalam beberapa tahun kemudian karena mekanisme kompensasi tetapi mungkin dekompensasi, terutama setelah cedera kepala ringan. Selama decompensations, menentukan sejauh mana setiap adanya defisit neurologis baru mungkin karena acara akut baru, dibandingkan dengan hidrosefalus yang mungkin telah pergi tanpa diketahui selama bertahun-tahun, sulit. (http://emedicine.medscape.com/)
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel. Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)

2.           EPIDEMIOLOGI
Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri).
Insiden hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insiden hidrosefalus konginetal adalah  0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran  dan 11% -43% disebabkan oleh stenosis aquaductus serebri. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)

    a.     Frekuensi

Q   Amerika Serikat

Insiden hidrosefalus kongenital adalah 3 per 1.000 kelahiran hidup; insiden hidrosefalus yang diakuisisi tidak diketahui persis karena berbagai gangguan yang mungkin menyebabkannya. (http://emedicine.medscape.com/)

Q   Internasional

Insiden hidrosefalus yang diperoleh tidak diketahui. Sekitar 100.000 shunts yang tertanam setiap tahun di negara maju, tetapi sedikit informasi yang tersedia untuk negara lain. (http://emedicine.medscape.com/)

Q   Mortalitas / Morbiditas

Pada hidrosefalus tidak diobati, kematian dapat terjadi oleh herniasi tonsil sekunder untuk mengangkat ICP dengan kompresi batang otak dan pernapasan berikutnya. (http://emedicine.medscape.com/)

Ketergantungan shunt terjadi pada 75% dari semua kasus hidrosefalus diperlakukan dan di 50% anak dengan hidrosefalus berkomunikasi. Pasien dirawat di rumah sakit untuk revisi shunt dijadwalkan atau untuk pengobatan komplikasi atau kegagalan shunt shunt. Pengembangan miskin fungsi kognitif pada bayi dan anak, atau hilangnya fungsi kognitif pada orang dewasa, dapat mempersulit hidrosefalus tidak diobati. Mungkin bertahan setelah pengobatan. Rugi Visual dapat mempersulit hydrocephalus tidak diobati dan dapat bertahan setelah pengobatan. (http://emedicine.medscape.com/)

Q   Seks

Umumnya, kejadian sama pada laki-laki dan perempuan. Pengecualian adalah Bickers-Adams sindrom, sebuah hidrosefalus terkait-X ditularkan oleh wanita dan dimanifestasikan pada pria. NPH memiliki yang dominan laki-laki sedikit. (http://emedicine.medscape.com/)


Q   Usia

Insiden hidrosefalus manusia menyajikan kurva usia bimodal. Satu puncak terjadi pada masa bayi dan terkait dengan berbagai bentuk cacat bawaan. Puncak lain terjadi di masa dewasa, sebagian besar dihasilkan dari NPH. Hidrosefalus Dewasa mewakili sekitar 40% dari total kasus hidrosefalus. (http://emedicine.medscape.com/)


3.           ETIOLOGI
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat jarang terjadi. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :
1) Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis akuaduktus Sylvii
b. Spina bifida dan kranium bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
2) Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat penebalan jaringan piamater dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah toxoplasmosis.
3) Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.



4) Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Penyebab  hidrosefalus terjadi bila terdapat : penyubatan aliran cairan cerebro spinalis(CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS  dalam sistem  ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang  subarackhnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya.
Hidrosefalus sebabkan oleh tiga faktor:
1.    Produksi CSS yang berlebihan
2.    Obstruksi jalur CSS
3.    Ganggauan  absorpsi CSS. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)

4.           PATOFISIOLOGI
CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan arakhnoid yang meliputi seluruh susunan saraf pusat (SSP). Cairan likuor serebrospinalis terdapat dalam suatu sistem, yakni sistem internal dan sistem eksternal. Pada orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140 ml, bayi 40-60 ml, neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml. Cairan yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml. Aliran CSS normal ialah dari ventrikel lateralis melalui foramen monroe ke ventrikel III, dari tempat ini melalui saluran yang sempit akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan melalui foramen Luschka dan Magendie ke dalam ruang subarakhnoid melalui sisterna magna. Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan resorbsi CSS oleh sistem kapiler. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu :
a.    Produksi likuor yang berlebihan
b.    Peningkatan resistensi aliran likuor
c.    Peningkatan tekanan sinus venosa
Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi. Mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda tiap saat selama perkembangan hidrosefalus. Dilatasi ini terjadi sebagai akibat dari :
a.    Kompresi sistem serebrovaskuler.
b.    Redistribusi dari likuor serebrospinalis atau cairan ekstraseluler
c.    Perubahan mekanis dari otak.
b.    Efek tekanan denyut likuor serebrospinalis
c.    Hilangnya jaringan otak.
d.    Pembesaran volume tengkorak karena regangan abnormal sutura kranial.
Produksi likuor yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid. Gangguan aliran likuor merupakan awal dari kebanyakan kasus hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor secara proporsional dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang.
Peningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua konsekuensi, yaitu peningkatan tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran likuor terhadap tekanan sinus vena yang relatif tinggi. Konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini tergantung dari komplians tengkorak. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Normal produksi CSF adalah 0,20-0,35 mL / menit; CSF paling diproduksi oleh pleksus koroid, yang terletak dalam sistem ventrikel, terutama ventrikel lateral dan keempat. Kapasitas ventrikel lateral dan ketiga orang yang sehat adalah 20 mL. Total volume CSF pada orang dewasa adalah 120 ml. (http://emedicine.medscape.com/)
Rute normal dari CSF dari produksi untuk jarak bersih adalah sebagai berikut: Dari pleksus koroid, CSF mengalir ke ventrikel lateral, kemudian ke foramen Monro interventriculare dari, ventrikel ketiga, otak aqueduct dari Sylvius, ventrikel keempat, 2 lateral foramen dari Luschka dan 1 foramen medial Magendie, ruang subarachnoid, yang granulasi arakhnoid, sinus dural, dan akhirnya ke dalam drainase vena. (http://emedicine.medscape.com/)
ICP naik jika produksi CSF melebihi penyerapan. Hal ini terjadi jika CSF dioverproduksi, resistensi terhadap aliran CSF meningkat, atau vena sinus tekanan meningkat. CSF produksi jatuh sebagai kenaikan ICP. Kompensasi dapat terjadi melalui penyerapan transventricular dari CSF dan juga oleh penyerapan sepanjang lengan akar saraf. Tanduk temporal dan frontal melebarkan pertama, sering asimetris. Hal ini dapat mengakibatkan ketinggian corpus callosum, peregangan atau perforasi dari septum pellucidum, penipisan mantel otak, atau pembesaran ventrikel ketiga ke bawah ke fossa hipofisis (yang dapat menyebabkan disfungsi hipofisis). (http://emedicine.medscape.com/)
Mekanisme NPH belum dijelaskan sepenuhnya. Teori saat ini meliputi peningkatan resistensi terhadap aliran CSF dalam sistem ventrikel atau vili subarachnoid; sebentar-sebentar peningkatan tekanan CSF, biasanya pada malam hari, dan pembesaran ventrikel disebabkan oleh kenaikan awal tekanan CSF; pembesaran dipertahankan meskipun tekanan normal karena hukum Laplace . Meskipun tekanan adalah normal, daerah ventrikel membesar mencerminkan kekuatan meningkat pada dinding ventrikel. (http://emedicine.medscape.com/)
CSS diproduksi + 0,35 ml/menit atau 500 ml/hari dengan demikian CSS diperbaharui setiap 8 jam pada anak dengan hidrosefalus, produksi  CSS ternyata berkurang + 0,3/menit. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)
CSS dibentuk oleh :plexsus choroideus parenchim otak arachknoid.CSS mengalir dari tempat pembentukannya ketempat absorbsinya.CSS mengalir dari ventrikel  lateralis melalui sepasang foramen  Monro kedalam ventrikel III, dari sini melalui  aquaductus sylvius menuju ventrikel IV. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)

5.           JUMLAH CAIRAN CEREBROSPINALIS
Dalam  otak manusia orang dewasa :jumlah normal CSS=90-150ml, anak umur 8-10 th: 100-140 ml, bayi : 40-60 ml, neonatus :20-30 ml, prematur kecil :10-20 ml. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)

6.           KLASIFIKASI
Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya, berdasarkan :
a.         Gambaran klinis, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus) dan hidrosefalus tersembunyi (occult hydrocephalus).
b.         Waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita.
c.         Proses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik.
d.         Sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non komunikans.
Hidrosefalus interna menunjukkan adanya dilatasi ventrikel, hidrosefalus eksternal menunjukkan adanya pelebaran rongga subarakhnoid di atas permukaan korteks. Hidrosefalus obstruktif menjabarkan kasus yang mengalami obstruksi pada aliran likuor. Berdasarkan gejala, dibagi menjadi hidrosefalus simptomatik dan asimptomatik. Hidrosefalus arrested menunjukan keadaan dimana faktor-faktor yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada saat tersebut sudah tidak aktif lagi. Hidrosefalus ex-vacuo adalah sebutan bagi kasus ventrikulomegali yang diakibatkan atrofi otak primer, yang biasanya terdapat pada orang tua. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)

7.           MANIFESTASI KLINIS
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS. Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial. Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Awitan hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok.
2. Awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala. Makrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal. Makrokrania biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya yaitu:
a. Fontanel anterior yang sangat tegang.
b. Sutura kranium tampak atau teraba melebar.
c. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol.
d. Fenomena ‘matahari tenggelam’ (sunset phenomenon).
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi). (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada dimulainya dan derajat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan reabsorbsi CSS. Hidrosefalus terjadi pada masa neonatus, hidrosepalus terjadi pada masa anak –anak. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 264)
Pada ibu hamil dengan hidrosepalus akan terjadi bahaya pada ibu, apabila tidak dilakukan segera pertolongan, bahaya ruptur uteri akan mengancam penderita. Ruptur uteri pada hidrosepalus dapat terjadi sebelum pembukaan serviks menjadi lengkap, karena tengkorak yang besar ikut meregangkan segmen bawah uterus. Hidrosefalus yang tidak diterapi /dioperasikan akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis serta kecerdasan. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 264)

8.           DIAGNOSIS
Disamping dari pemeriksaan fisik, gambaran klinik yang samar-samar maupun yang khas, kepastian diagnosis hidrosefalus dapat ditegakkan dengan menggunakan alat-alat radiologik yang canggih. Pada neonatus, USG cukup bermanfaat untuk anak yang lebih besar, umumnya diperlukan CT scanning. CT scan dan MRI dapat memastikan diagnosis hidrosefalus dalam waktu yang relatif singkat. CT scan merupakan cara yang aman dan dapat diandalkan untuk membedakan hidrosefalus dari penyakit lain yang juga menyebabkan pembesaran kepala abnormal, serta untuk identifikasi tempat obstruksi aliran CSS. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)


Pada janin kepala adanya hidrosefalus dapat dikenali dengan :
1)    Palpasi
Teraba ukuran kepala yang besar di atas simfisis dan kepala tidak memasuki pintu atas panggul
2)    Pemeriksaan dalam
Teraba kepala yang besar denga sutura yang dalam dan ubun – ubun yang luas; tulang kepala terasa tipis sekali sehingga dapat ditekan ke dalam seperti menekan bola pingpong.
3)    Rongen foto akan memberikan bayangan tengkorak kepala yang besar sekali
4)    Ultrasonografi
Tampak kepala yang besar dengan ukuran diameter biparietalis yang lebar. (Prof. Dr. Rustam, 1998 : 376)
Selalu dipikirkan kemungkinan hidrosefalus bila :
a)    Kepala tidak masuk pintu atas panggul yang normal sedangkan his baik dan kepala teraba besar diatas panggu. (Prof. Dr. Rustam, 1998 : 377)
Hidrosepalus dapat ditegakan dengan: CT Scan dan Ultrasonografi (USG). Diagnosa banding makrosefali,tumor otak, penilaian foto roentgen tidak berdasarkan besarnya kepala saja, tetapi juga pada : bentuk kepala pada hidrosefalus lebih bundar dan pada tengkorak normal agak lonjong; perbandingan antara bagian tengkorak dan bagian muka pada hidrosefalus yang relatif lebih kecil; tebalnya tulang tengkorak yang hanya memberikan bayangan yang tipis pada hidrosefalus. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 264)
Harus diingat bahwa kemungkinan hidrosefalus jika : kepala tetap tinggi walaupun panggul baik dan his kuat dalam persalinan; kepala tetap dapat digoyangkan dan sutura sangat lebar pada perabaan akhir kehamilan primipara; tampak ada spina bifida pada tubuh yang sudah lahir pada letak sungsang; pada pemeriksaan USG tampak gambaran ventrikumegali atau perubahan sudut pleksus koroidalis dan lain-lain. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 264)
Pembesaran kepala dapat terjadi pada hidrosefalus, makrosefali, tumor otak, abses otak, granuloma intrakranial, dan hematoma subdural perinatal, hidranensefali. Hal-hal tersebut dijumpai terutama pada bayi dan anak-anak berumur kurang dari 6 tahun. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)

9.           PENANGANAN
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a)    Mengurangi produksi CSS.
b)    Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi.
c)    Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ ekstrakranial. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
1.         Penanganan Sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya.
2.         Penanganan Alternatif (Selain Shunting)
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi. Saat ini cara terbaik untuk melakukan perforasi dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik.
3.         Operasi Pemasangan ‘Pintas’ (Shunting)
Operasi pintas bertujuan membuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase. Pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum. Biasanya cairan serebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun kadang pada hidrosefalus komunikans ada yang didrain ke rongga subarakhnoid lumbar. Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu: pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. Infeksi pada shunt meningatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)


PENANGANAN
o   kepala janin yang besar dikecilkan dengan jalan melakukan fungsi sisterna pada pembukaan 3-4cm.
o   Caranya adalah dengan menggunakan jarum fungsi spinal yang besar cairan dikeluarkan sebanyak mungkin dari dalam ventrikel . jarum dimasukan dengan tuntunan tangan supaya tidak salah jalan atau melukai jalan lahir.
o   kalau pembukaan lengkap kerjakan perforasi atau kranioklasi.
o   Pada letak sungsang akan terjadi after coming head,dilakukan perforasi dari foramen ovale untuk mengeluarkan cairan. Biasanya sesudah kepala jadi kecil  janin akan mudah melahirkan. (Prof. Dr. Rustam, 1998 : 377)
Persalinan pada wanita dengan janin hidrosepalus perlu dilakukan pengawasan yang seksama, karena bahaya terjadinya ruptur uteri mengancam.pada hidrosepalus yang nyata, kepala janin harus dikecilkan pada permulaan persalinan. Pada pembukaan 3 cm cairan cerebrospinalis dikeluarkan dengan pungsi pada kepala menggunakan  jarum spinal, setelah kepala mengecil, bahaya reganngan sekmen bawah uterus hilang, sehingga tidak terjadi kesulitan penurunan kepala kedalam rongga panggul. Bila janin dalam letak sunggang pengeluaran cairan dari kepala yang tidak lahir dilakukan dengan fungsi atau perforasi melalui foramen oksipitalis maknum atau sutura temporalis. Dianjurkan pula untuk mencoba melakukan ventrikulo sentesis trans abdominal dengan jarum spinal, kandung kencing harus dikosongkan terlebih dahulu. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 264)

10.        PROGNOSIS
Hidrosefalus yang tidak diterapi akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan meninggal karena penyakitnya sendiri atau akibat infeksi berulang, atau oleh karena aspirasi pneumonia. Namun bila prosesnya berhenti (arrested hidrosefalus) sekitar 40% anak akan mencapai kecerdasan yang normal. Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian adalah 7%. Setelah operasi sekitar 51% kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16% mengalami retardasi mental ringan. Adalah penting sekali anak hidrosefalus mendapat tindak lanjut jangka panjang dengan kelompok multidisipliner. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Apabila tidak segera dilakukan pertolongan, bahaya rupture uteri akan mengancam. Rupture uteri pada hidrosephalus dapat terjadi sebelum pembukaan serviks lengkap, karena tengkorak yang besar ikut meregangkan segmen bawah rahim. (Marmi, 2011 : 169)
Partus akan berjalan sulit dan bila tidak segera ditolong dapat terjadi ruptura uteri, disebabakankepala yang besar meregang segmen bawah rahim. Prognosa untuk janin jelek. (Prof. Dr. Rustam, 1998 : 377)

11.        AKIBAT HIDROSEFALUS
Tanpa tindakan operasi, penimbunan cairan akan mengakibatkan penekanan pada jaringan otak normal dan selanjutnya akan mengganggu berbagai fungsi otak, termasuk fungsi-fungsi fital yang dapat mempengaruhi jantung dan paru. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 265)















BAB III
PENUTUP
1.         KESIMPULAN
Kepala sangat besar yang disebabkan karena peningkatan jumlah cairan serebrospinal yang meluas ke otak. Tulang kranial lembut, fontanel besar dan sutura lebar. Keadaan ini dapat meyebabkan obstruksi persalinan jika tidak didiagnosa dengan segera. Pada palpasi abdomen kepala teraba besar dan dibagian atas pinggir mungkin teraba bokong. Diagnosa dapat ditetapkan dengan USG, radiologik atau dengan pemeriksaan vagina. Pada banyak kasus fetus tidak dapat dilahirkan pervaginam dan SC dibutuhkan. Pada beberapa kasus pembedahan berhasil dengan baik dengan cara insersi katuk jantung dan kateter dari ventrikel ke vena jugularis dan sisi kanan jantung. Dengan cara demikian dapat mengurangi cairan sereberal. (Marmi, 2011 : 168)
Hidrosepalus adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam pentrikel otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.caiaran yang tertimbun dalam pentrikel biasanya antara 500-1500 ml,akan tetapi kadang-kadang dapat mencapai 5 liter. Hidrosepalus sering kali disertai kelainan bawaan lain seperti misalnya spinabipida. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat jarang terjadi. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
2.         SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis berharap agar makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembacanya dan berguna bagi penulis pula. Oleh karena itu, diharapkan kritik serta saran yang dapat membangun dan meningkatkan dalam penulisan makalah di masa yang akan datang.





















DAFTAR ISI
Ai Yeyeh Rukiyah S.Si.T, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : TIM.

Prof. Dr. Rustam Moschtar, MPH. 1998. SINOPSIS OBSTETRI Jilid 1. Jakarta : EGC.

MARMI, dkk. 2011. ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/02/hidrosefalus/. Acceded (10.30 wib, 23 April 2012)


http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrosefalus. acceded (10.00 wib, 23 April 2012)