KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmad dan
karunianya kita berada dalam keadaan sehat wal afiat dan mendapat kesempatan
untuk menyelesaikan makalah yang berjudul DISTOCIA KARENA KELAINAN JANIN (HIDROCHEPALUS).
Makalah ini telah disesuaikan dengan
mata kuliah Asuhan Kebidanan IV (Patologi).
Mengingat proses pembuatan makalah
ini penulis rasakan masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis selalu membuka
diri untuk menerima berbagai masukan dan kritik sehingga makalah ini kelak
menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.
Pekanbaru, April
2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR
ISI..................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang........................................................................................... 1
2. Tujuan......................................................................................................... 1
BAB II. ISI
1. Pengertian.................................................................................................. 2
2. Epidemiologi.............................................................................................. 5
3. Etiologi........................................................................................................ 7
4. Patofisiologi................................................................................................ 8
5. Jumlah
Cairan Cerebrospinalis........................................................... 10
6. Klasifikasi................................................................................................. 10
7. Manifestasi Klinis.................................................................................... 11
8. Diagnosis................................................................................................. 12
9. Penanganan............................................................................................ 14
10. Prognosis................................................................................................. 15
11. Akibat
Hidrosefalus................................................................................ 16
BAB III. PENUTUP
1. KESIMPULAN......................................................................................... 17
2. SASARAN................................................................................................ 17
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Hidrosefalus (kepala-air,
istilah yang berasal dari bahasa Yunani: "hydro" yang
berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini
sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang
terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak
(cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel
serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan
cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di
sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrosefalus)
Hidrosefalus dapat didefinisikan
secara luas sebagai suatu gangguan pembentukan, aliran, atau penyerapan dari
cairan cerebrospinal (CSF) yang mengarah pada peningkatan volume yang ditempati
oleh cairan ini dalam SSP. Kondisi ini juga bisa disebut gangguan hidrodinamik
dari CSF . Hidrosefalus akut terjadi selama hari, hidrosefalus subakut terjadi
selama beberapa minggu, dan hidrosefalus kronis terjadi selama beberapa bulan
atau tahun. Kondisi seperti atrofi otak dan lesi destruktif fokus juga
mengakibatkan peningkatan abnormal CSF dalam SSP. Dalam situasi ini, hilangnya
jaringan otak meninggalkan ruang kosong yang dipenuhi pasif dengan CSF. Kondisi
seperti itu bukan hasil dari gangguan hidrodinamik dan karenanya tidak
diklasifikasikan sebagai hidrosefalus. Sebuah ironi yang lebih tua yang
digunakan untuk menggambarkan kondisi ini adalah hidrosefalus ex vakum. (http://emedicine.medscape.com/)
2.
TUJUAN
·
Dapat memahami apa yang dimaksud dengan
Hidrosefalus
·
Dapat memahami bagaimana mendiagnosis
Hidrosefalus
·
Dapat memahami bagaimana penanganannya
·
Untuk memenuhi tugas kuliah Asuhan Kebidanan
IV (Patologi)
BAB
II
ISI
1.
PENGERTIAN
Kepala sangat besar
yang disebabkan karena peningkatan jumlah cairan serebrospinal yang meluas ke
otak. Tulang kranial lembut, fontanel besar dan sutura lebar. Keadaan ini dapat
meyebabkan obstruksi persalinan jika tidak didiagnosa dengan segera. Pada
palpasi abdomen kepala teraba besar dan dibagian atas pinggir mungkin teraba
bokong. Diagnosa dapat ditetapkan dengan USG, radiologik atau dengan
pemeriksaan vagina. Pada banyak kasus fetus tidak dapat dilahirkan pervaginam dan
SC dibutuhkan. Pada beberapa kasus pembedahan berhasil dengan baik dengan cara
insersi katuk jantung dan kateter dari ventrikel ke vena jugularis dan sisi
kanan jantung. Dengan cara demikian dapat mengurangi cairan sereberal. (Marmi,
2011 : 168)
Penimbunan cairan
serebrospinal dalam ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar serta
ubun-ubun jadi lebar. Jumlah cairan besar bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada
yang sampai 5 liter. Sering dijumpai kelainan lain seperti spinabifida dan
cacat bawaan lain pada janin. (Prof. Dr. Rustam, 1998 : 376)
Hidrosepalus adalah
keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam pentrikel
otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan
ubun-ubun.caiaran yang tertimbun dalam pentrikel biasanya antara 500-1500
ml,akan tetapi kadang-kadang dapat mencapai 5 liter. Hidrosepalus sering kali
disertai kelainan bawaan lain seperti misalnya spinabipida. (Ai Yeyeh Ruhiyah,
2010 : 263)
Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal
dari bahasa Yunani:
"hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti
kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang
terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak
(cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel
serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan
cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di
sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrosefalus)
Hidrosefalus dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu
gangguan pembentukan, aliran, atau penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF)
yang mengarah pada peningkatan volume yang ditempati oleh cairan ini dalam SSP.
Kondisi ini juga bisa disebut gangguan hidrodinamik dari CSF . Hidrosefalus
akut terjadi selama hari, hidrosefalus subakut terjadi selama beberapa minggu,
dan hidrosefalus kronis terjadi selama beberapa bulan atau tahun. Kondisi
seperti atrofi otak dan lesi destruktif fokus juga mengakibatkan peningkatan
abnormal CSF dalam SSP. Dalam situasi ini, hilangnya jaringan otak meninggalkan
ruang kosong yang dipenuhi pasif dengan CSF. Kondisi seperti itu bukan hasil
dari gangguan hidrodinamik dan karenanya tidak diklasifikasikan sebagai
hidrosefalus. Sebuah ironi yang lebih tua yang digunakan untuk menggambarkan
kondisi ini adalah hidrosefalus ex vakum. (http://emedicine.medscape.com/)
Hidrosefalus tekanan normal (NPH) menggambarkan suatu
kondisi yang jarang terjadi pada pasien yang lebih muda dari 60 tahun.
Pembesaran ventrikel dan tekanan CSF normal pada pungsi lumbal
(LP) dalam ketiadaan papilledema menyebabkan NPH panjang. Namun, hipertensi
intrakranial berselang telah dicatat selama pemantauan pasien yang diduga NPH,
biasanya pada malam hari. Para Hakim klasik tiga serangkai gejala termasuk gaya
berjalan apraxia, inkontinensia, dan demensia. Sakit kepala bukan merupakan
gejala khas dalam NPH. Hidrosefalus eksternal jinak adalah membatasi diri
penyerapan kekurangan masa bayi dan anak usia dini dengan tekanan intrakranial
dibangkitkan (ICP) dan ruang subarachnoid diperbesar. Ventrikel biasanya tidak
diperbesar secara signifikan, dan resolusi dalam 1 tahun adalah aturan. (http://emedicine.medscape.com/)
Berkomunikasi hidrosefalus terjadi ketika komunikasi penuh
terjadi antara ventrikel dan ruang subarachnoid. Hal ini disebabkan oleh
kelebihan produksi CSF (jarang), cacat penyerapan CSF (paling sering), atau
ketidakcukupan drainase vena (kadang-kadang). (http://emedicine.medscape.com/)
Berkomunikasi hidrosefalus dengan
sekitarnya "atrofi" dan peningkatan sinyal materi periventricular dan
dalam putih pada cairan pemulihan inversi dilemahkan (FLAIR) urutan. Perhatikan
bahwa pemotongan apikal (baris bawah) tidak menunjukkan pembesaran sulci,
seperti yang diharapkan dalam atrofi umum. Evaluasi patologis otak ini
menunjukkan hidrosefalus tanpa mikrovaskuler patologi sesuai dengan kelainan
sinyal (yang mungkin mencerminkan transependymal eksudat) dan berat otak yang
normal (menunjukkan bahwa pembesaran sulci itu karena meningkatnya cairan
cerebrospinal subarachnoid [LCS] menyampaikan sebuah pola otak pseudoatrophic).
(http://emedicine.medscape.com/)
Noncommunicating hydrocephalus
terjadi ketika aliran CSF terhambat dalam sistem ventrikel atau di outlet untuk
ruang arachnoid, mengakibatkan penurunan CSF dari ventrikel ke ruang
subarachnoid. Bentuk yang paling umum dari hydrocephalus adalah
noncommunicating obstruktif dan disebabkan oleh intraventricular atau
extraventricular massal pendudukan lesi yang mengganggu anatomi ventrikel. (http://emedicine.medscape.com/)
Hidrosefalus obstruktif
Noncommunicating disebabkan oleh terhalangnya foramen dari Luschka dan Magendie.
Ini gambar sagital MRI menunjukkan dilatasi ventrikel lateral dengan peregangan
corpus callosum dan dilatasi ventrikel keempat. (http://emedicine.medscape.com/)
Hidrosefalus obstruktif Noncommunicating disebabkan oleh
terhalangnya foramen dari Luschka dan Magendie. Gambar aksial MRI menunjukkan
dilatasi ventrikel lateral. Hidrosefalus obstruktif Noncommunicating disebabkan
oleh terhalangnya foramen dari Luschka dan Magendie. Gambar aksial MRI menunjukkan
dilatasi ventrikel keempat. (http://emedicine.medscape.com/)
Hidrosefalus
kongenital berlaku untuk ventrikulomegali yang berkembang pada periode janin
dan bayi, sering dikaitkan dengan macrocephaly. Penyebab paling umum dari
hidrosefalus kongenital adalah obstruksi dari aliran saluran air otak,
malformasi Arnold-Chiari atau malformasi Dandy-Walker . pasien ini
mungkin menstabilkan dalam beberapa tahun kemudian karena mekanisme kompensasi
tetapi mungkin dekompensasi, terutama setelah cedera kepala ringan. Selama decompensations, menentukan
sejauh mana setiap adanya defisit neurologis baru mungkin karena acara akut
baru, dibandingkan dengan hidrosefalus yang mungkin telah pergi tanpa diketahui
selama bertahun-tahun, sulit. (http://emedicine.medscape.com/)
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan
tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel.
Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi
cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai akibat
penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut menyebabkan
kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun. (IDM
RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
2.
EPIDEMIOLOGI
Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran.
Insidensi hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan
11%-43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna
insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus
dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan
oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan kurang
dari 4% akibat tumor fossa posterior (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri).
Insiden hidrosefalus
antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insiden hidrosefalus konginetal adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11% -43% disebabkan oleh stenosis
aquaductus serebri. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. (Ai Yeyeh
Ruhiyah, 2010 : 263)
a. Frekuensi
Q Amerika Serikat
Insiden hidrosefalus kongenital adalah 3 per 1.000 kelahiran hidup; insiden hidrosefalus yang diakuisisi tidak diketahui persis karena berbagai gangguan yang mungkin menyebabkannya. (http://emedicine.medscape.com/)
Q Internasional
Insiden hidrosefalus yang diperoleh tidak diketahui. Sekitar 100.000 shunts yang tertanam setiap tahun di negara maju, tetapi sedikit informasi yang tersedia untuk negara lain. (http://emedicine.medscape.com/)
Q Mortalitas / Morbiditas
Pada hidrosefalus tidak diobati, kematian dapat terjadi oleh herniasi tonsil sekunder untuk mengangkat ICP dengan kompresi batang otak dan pernapasan berikutnya. (http://emedicine.medscape.com/)
Ketergantungan shunt terjadi pada 75% dari semua kasus hidrosefalus diperlakukan dan di 50% anak dengan hidrosefalus berkomunikasi. Pasien dirawat di rumah sakit untuk revisi shunt dijadwalkan atau untuk pengobatan komplikasi atau kegagalan shunt shunt. Pengembangan miskin fungsi kognitif pada bayi dan anak, atau hilangnya fungsi kognitif pada orang dewasa, dapat mempersulit hidrosefalus tidak diobati. Mungkin bertahan setelah pengobatan. Rugi Visual dapat mempersulit hydrocephalus tidak diobati dan dapat bertahan setelah pengobatan. (http://emedicine.medscape.com/)
Q Seks
Umumnya, kejadian sama pada laki-laki dan perempuan. Pengecualian adalah Bickers-Adams sindrom, sebuah hidrosefalus terkait-X ditularkan oleh wanita dan dimanifestasikan pada pria. NPH memiliki yang dominan laki-laki sedikit. (http://emedicine.medscape.com/)
Q Usia
Insiden hidrosefalus manusia menyajikan kurva usia bimodal. Satu puncak terjadi pada masa bayi dan terkait dengan berbagai bentuk cacat bawaan. Puncak lain terjadi di masa dewasa, sebagian besar dihasilkan dari NPH. Hidrosefalus Dewasa mewakili sekitar 40% dari total kasus hidrosefalus. (http://emedicine.medscape.com/)
3.
ETIOLOGI
Hidrosefalus
terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada salah
satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan
CSS diatasnya. Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan
absorbsi yang abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam
klinik sangat jarang terjadi. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering
terdapat pada bayi dan anak ialah :
1) Kelainan
Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis
akuaduktus Sylvii
b. Spina bifida
dan kranium bifida
c. Sindrom
Dandy-Walker
d. Kista
araknoid dan anomali pembuluh darah
2) Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul
perlekatan meningen. Secara patologis terlihat penebalan jaringan piamater dan
araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah
toxoplasmosis.
3) Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik
yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pada anak yang terbanyak
menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir
biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan
ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
4) Perdarahan
Perdarahan
sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen
terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat
organisasi dari darah itu sendiri. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Penyebab
hidrosefalus terjadi bila terdapat : penyubatan aliran cairan cerebro
spinalis(CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem
ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subarackhnoid. Akibat penyumbatan, terjadi
dilatasi ruangan CSS diatasnya.
Hidrosefalus sebabkan oleh tiga faktor:
1.
Produksi CSS yang berlebihan
2.
Obstruksi jalur CSS
3.
Ganggauan
absorpsi CSS. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)
4.
PATOFISIOLOGI
CSS
yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali ke dalam
peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan arakhnoid yang meliputi
seluruh susunan saraf pusat (SSP). Cairan likuor serebrospinalis terdapat dalam
suatu sistem, yakni sistem internal dan sistem eksternal. Pada orang dewasa
normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140 ml, bayi 40-60 ml,
neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml. Cairan yang tertimbun dalam
ventrikel 500-1500 ml. Aliran CSS normal ialah dari ventrikel lateralis melalui
foramen monroe ke ventrikel III, dari tempat ini melalui saluran yang sempit
akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan melalui foramen Luschka dan Magendie ke
dalam ruang subarakhnoid melalui sisterna magna. Penutupan sisterna basalis
menyebabkan gangguan kecepatan resorbsi CSS oleh sistem kapiler. (IDM RSU. DR.
Slamet – FK Yasri)
Hidrosefalus secara teoritis terjadi
sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu :
a. Produksi likuor yang berlebihan
b. Peningkatan resistensi aliran likuor
c. Peningkatan tekanan sinus venosa
Konsekuensi
tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya
mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi. Mekanisme terjadinya dilatasi
ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda tiap saat selama
perkembangan hidrosefalus. Dilatasi ini terjadi sebagai akibat dari :
a. Kompresi sistem serebrovaskuler.
b. Redistribusi dari likuor
serebrospinalis atau cairan ekstraseluler
c. Perubahan mekanis dari otak.
b. Efek tekanan denyut likuor
serebrospinalis
c. Hilangnya jaringan otak.
d. Pembesaran volume tengkorak karena
regangan abnormal sutura kranial.
Produksi
likuor yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid. Gangguan aliran likuor
merupakan awal dari kebanyakan kasus hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang
disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor secara proporsional
dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang.
Peningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua konsekuensi,
yaitu peningkatan tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler
intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang
dibutuhkan untuk mempertahankan aliran likuor terhadap tekanan sinus vena yang
relatif tinggi. Konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini tergantung dari
komplians tengkorak. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Normal produksi CSF
adalah 0,20-0,35 mL / menit; CSF paling diproduksi oleh pleksus koroid, yang
terletak dalam sistem ventrikel, terutama ventrikel lateral dan keempat.
Kapasitas ventrikel lateral dan ketiga orang yang sehat adalah 20 mL. Total
volume CSF pada orang dewasa adalah 120 ml. (http://emedicine.medscape.com/)
Rute normal dari CSF
dari produksi untuk jarak bersih adalah sebagai berikut: Dari pleksus koroid,
CSF mengalir ke ventrikel lateral, kemudian ke foramen Monro interventriculare
dari, ventrikel ketiga, otak aqueduct dari Sylvius, ventrikel keempat, 2
lateral foramen dari Luschka dan 1 foramen medial Magendie, ruang subarachnoid,
yang granulasi arakhnoid, sinus dural, dan akhirnya ke dalam drainase vena. (http://emedicine.medscape.com/)
ICP naik jika
produksi CSF melebihi penyerapan. Hal ini terjadi jika CSF dioverproduksi,
resistensi terhadap aliran CSF meningkat, atau vena sinus tekanan meningkat.
CSF produksi jatuh sebagai kenaikan ICP. Kompensasi dapat terjadi melalui
penyerapan transventricular dari CSF dan juga oleh penyerapan sepanjang lengan
akar saraf. Tanduk temporal dan frontal melebarkan pertama, sering asimetris.
Hal ini dapat mengakibatkan ketinggian corpus callosum, peregangan atau
perforasi dari septum pellucidum, penipisan mantel otak, atau pembesaran
ventrikel ketiga ke bawah ke fossa hipofisis (yang dapat menyebabkan disfungsi
hipofisis). (http://emedicine.medscape.com/)
Mekanisme NPH belum
dijelaskan sepenuhnya. Teori saat ini meliputi peningkatan resistensi terhadap
aliran CSF dalam sistem ventrikel atau vili subarachnoid; sebentar-sebentar
peningkatan tekanan CSF, biasanya pada malam hari, dan pembesaran ventrikel disebabkan
oleh kenaikan awal tekanan CSF; pembesaran dipertahankan meskipun tekanan
normal karena hukum Laplace . Meskipun tekanan adalah normal, daerah ventrikel
membesar mencerminkan kekuatan meningkat pada dinding ventrikel. (http://emedicine.medscape.com/)
CSS diproduksi + 0,35
ml/menit atau 500 ml/hari dengan demikian CSS diperbaharui setiap 8 jam pada
anak dengan hidrosefalus, produksi CSS
ternyata berkurang + 0,3/menit. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)
CSS dibentuk oleh
:plexsus choroideus parenchim otak arachknoid.CSS mengalir dari tempat
pembentukannya ketempat absorbsinya.CSS mengalir dari ventrikel lateralis melalui sepasang foramen Monro kedalam ventrikel III, dari sini
melalui aquaductus sylvius menuju ventrikel
IV. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)
5.
JUMLAH
CAIRAN CEREBROSPINALIS
Dalam otak manusia orang dewasa :jumlah normal
CSS=90-150ml, anak umur 8-10 th: 100-140 ml, bayi : 40-60 ml, neonatus :20-30
ml, prematur kecil :10-20 ml. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 263)
6.
KLASIFIKASI
Klasifikasi
hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya, berdasarkan :
a.
Gambaran
klinis, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus) dan hidrosefalus
tersembunyi (occult hydrocephalus).
b.
Waktu
pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita.
c.
Proses
terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik.
d.
Sirkulasi
CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non komunikans.
Hidrosefalus
interna menunjukkan adanya dilatasi ventrikel, hidrosefalus eksternal
menunjukkan adanya pelebaran rongga subarakhnoid di atas permukaan korteks.
Hidrosefalus obstruktif menjabarkan kasus yang mengalami obstruksi pada aliran
likuor. Berdasarkan gejala, dibagi menjadi hidrosefalus simptomatik dan
asimptomatik. Hidrosefalus arrested menunjukan keadaan dimana faktor-faktor
yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada saat tersebut sudah tidak aktif lagi.
Hidrosefalus ex-vacuo adalah sebutan bagi kasus ventrikulomegali yang
diakibatkan atrofi otak primer, yang biasanya terdapat pada orang tua. (IDM
RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
7.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda
awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat
ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS. Gejala-gejala yang
menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial. Manifestasi klinis
dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Awitan
hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
Meliputi pembesaran kepala abnormal,
gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala
neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala
terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua
arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari
biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang
kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar
dan berkelok.
2. Awitan
hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna,
tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri
kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan
jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala yang paling umum terjadi pada
pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal
yang progresif dari ukuran kepala. Makrokrania mengesankan sebagai salah satu
tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas
ukuran normal. Makrokrania biasanya disertai empat gejala hipertensi
intrakranial lainnya yaitu:
a. Fontanel anterior yang sangat
tegang.
b. Sutura kranium tampak atau teraba
melebar.
c. Kulit kepala licin mengkilap dan
tampak vena-vena superfisial menonjol.
d. Fenomena ‘matahari tenggelam’
(sunset phenomenon).
Gejala hipertensi intrakranial lebih
menonjol pada anak yang lebih besar dibandingkan dengan bayi. Gejalanya
mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan kesadaran, gangguan okulomotor, dan
pada kasus yang telah lanjut ada gejala gangguan batang otak akibat herniasi
tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi). (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung
pada dimulainya dan derajat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan reabsorbsi
CSS. Hidrosefalus terjadi pada masa neonatus, hidrosepalus terjadi pada masa
anak –anak. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 264)
Pada ibu hamil dengan hidrosepalus akan
terjadi bahaya pada ibu, apabila tidak dilakukan segera pertolongan, bahaya
ruptur uteri akan mengancam penderita. Ruptur uteri pada hidrosepalus dapat
terjadi sebelum pembukaan serviks menjadi lengkap, karena tengkorak yang besar
ikut meregangkan segmen bawah uterus. Hidrosefalus yang tidak diterapi
/dioperasikan akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis serta
kecerdasan. (Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 264)
8.
DIAGNOSIS
Disamping
dari pemeriksaan fisik, gambaran klinik yang samar-samar maupun yang khas,
kepastian diagnosis hidrosefalus dapat ditegakkan dengan menggunakan alat-alat
radiologik yang canggih. Pada neonatus, USG cukup bermanfaat untuk anak yang
lebih besar, umumnya diperlukan CT scanning. CT scan dan MRI dapat memastikan
diagnosis hidrosefalus dalam waktu yang relatif singkat. CT scan merupakan cara
yang aman dan dapat diandalkan untuk membedakan hidrosefalus dari penyakit lain
yang juga menyebabkan pembesaran kepala abnormal, serta untuk identifikasi
tempat obstruksi aliran CSS. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Pada
janin kepala adanya hidrosefalus dapat dikenali dengan :
1) Palpasi
Teraba
ukuran kepala yang besar di atas simfisis dan kepala tidak memasuki pintu atas
panggul
2) Pemeriksaan
dalam
Teraba
kepala yang besar denga sutura yang dalam dan ubun – ubun yang luas; tulang
kepala terasa tipis sekali sehingga dapat ditekan ke dalam seperti menekan bola
pingpong.
3) Rongen
foto akan memberikan bayangan tengkorak kepala yang besar sekali
4) Ultrasonografi
Tampak
kepala yang besar dengan ukuran diameter biparietalis yang lebar. (Prof. Dr.
Rustam, 1998 : 376)
Selalu
dipikirkan kemungkinan hidrosefalus bila :
a) Kepala
tidak masuk pintu atas panggul yang normal sedangkan his baik dan kepala teraba
besar diatas panggu. (Prof. Dr. Rustam, 1998 : 377)
Hidrosepalus
dapat ditegakan dengan: CT Scan dan Ultrasonografi (USG). Diagnosa banding
makrosefali,tumor otak, penilaian foto roentgen tidak berdasarkan besarnya
kepala saja, tetapi juga pada : bentuk kepala pada hidrosefalus lebih bundar
dan pada tengkorak normal agak lonjong; perbandingan antara bagian tengkorak
dan bagian muka pada hidrosefalus yang relatif lebih kecil; tebalnya tulang
tengkorak yang hanya memberikan bayangan yang tipis pada hidrosefalus. (Ai
Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 264)
Harus diingat bahwa
kemungkinan hidrosefalus jika : kepala tetap tinggi walaupun panggul baik dan
his kuat dalam persalinan; kepala tetap dapat digoyangkan dan sutura sangat
lebar pada perabaan akhir kehamilan primipara; tampak ada spina bifida pada
tubuh yang sudah lahir pada letak sungsang; pada pemeriksaan USG tampak
gambaran ventrikumegali atau perubahan sudut pleksus koroidalis dan lain-lain.
(Ai Yeyeh Ruhiyah, 2010 : 264)
Pembesaran
kepala dapat terjadi pada hidrosefalus, makrosefali, tumor otak, abses otak,
granuloma intrakranial, dan hematoma subdural perinatal, hidranensefali.
Hal-hal tersebut dijumpai terutama pada bayi dan anak-anak berumur kurang dari
6 tahun. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
9.
PENANGANAN
Pada
dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) Mengurangi produksi CSS.
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat
produksi CSS dengan tempat absorbsi.
c) Pengeluaran likuor (CSS) kedalam
organ ekstrakranial. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Penanganan
hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
1.
Penanganan
Sementara
Terapi
konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus
melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya
meningkatkan resorbsinya.
2.
Penanganan
Alternatif (Selain Shunting)
Misalnya
: pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi
massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi. Saat ini
cara terbaik untuk melakukan perforasi dasar ventrikel III adalah dengan teknik
bedah endoskopik.
3.
Operasi
Pemasangan ‘Pintas’ (Shunting)
Operasi
pintas bertujuan membuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas
drainase. Pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga
peritoneum. Biasanya cairan serebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun
kadang pada hidrosefalus komunikans ada yang didrain ke rongga subarakhnoid
lumbar. Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu:
pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan kelancaran
dan fungsi alat shunt yang dipasang. Infeksi pada shunt meningatkan resiko akan
kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian. (IDM RSU. DR.
Slamet – FK Yasri)
PENANGANAN
o
kepala janin yang besar dikecilkan dengan
jalan melakukan fungsi sisterna pada pembukaan 3-4cm.
o
Caranya adalah dengan menggunakan jarum
fungsi spinal yang besar cairan dikeluarkan sebanyak mungkin dari dalam
ventrikel . jarum dimasukan dengan tuntunan tangan supaya tidak salah jalan
atau melukai jalan lahir.
o
kalau pembukaan lengkap kerjakan perforasi
atau kranioklasi.
o
Pada letak sungsang akan terjadi after coming
head,dilakukan perforasi dari foramen ovale untuk mengeluarkan cairan. Biasanya
sesudah kepala jadi kecil janin akan
mudah melahirkan. (Prof. Dr. Rustam, 1998 : 377)
Persalinan
pada wanita dengan janin hidrosepalus perlu dilakukan pengawasan yang seksama,
karena bahaya terjadinya ruptur uteri mengancam.pada hidrosepalus yang nyata,
kepala janin harus dikecilkan pada permulaan persalinan. Pada pembukaan 3 cm
cairan cerebrospinalis dikeluarkan dengan pungsi pada kepala menggunakan jarum spinal, setelah kepala mengecil, bahaya
reganngan sekmen bawah uterus hilang, sehingga tidak terjadi kesulitan
penurunan kepala kedalam rongga panggul. Bila janin dalam letak sunggang
pengeluaran cairan dari kepala yang tidak lahir dilakukan dengan fungsi atau
perforasi melalui foramen oksipitalis maknum atau sutura temporalis. Dianjurkan
pula untuk mencoba melakukan ventrikulo sentesis trans abdominal dengan jarum
spinal, kandung kencing harus dikosongkan terlebih dahulu. (Ai Yeyeh Ruhiyah,
2010 : 264)
10.
PROGNOSIS
Hidrosefalus yang tidak diterapi
akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis serta kecerdasan. Dari
kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan meninggal karena penyakitnya sendiri
atau akibat infeksi berulang, atau oleh karena aspirasi pneumonia. Namun bila
prosesnya berhenti (arrested hidrosefalus) sekitar 40% anak akan mencapai
kecerdasan yang normal. Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian adalah 7%.
Setelah operasi sekitar 51% kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16%
mengalami retardasi mental ringan. Adalah penting sekali anak hidrosefalus
mendapat tindak lanjut jangka panjang dengan kelompok multidisipliner. (IDM
RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
Apabila
tidak segera dilakukan pertolongan, bahaya rupture uteri akan mengancam.
Rupture uteri pada hidrosephalus dapat terjadi sebelum pembukaan serviks
lengkap, karena tengkorak yang besar ikut meregangkan segmen bawah rahim.
(Marmi, 2011 : 169)
Partus akan berjalan sulit dan bila tidak
segera ditolong dapat terjadi ruptura uteri, disebabakankepala yang besar
meregang segmen bawah rahim. Prognosa untuk janin jelek. (Prof. Dr. Rustam,
1998 : 377)
11.
AKIBAT
HIDROSEFALUS
Tanpa tindakan
operasi, penimbunan cairan akan mengakibatkan penekanan pada jaringan otak
normal dan selanjutnya akan mengganggu berbagai fungsi otak, termasuk
fungsi-fungsi fital yang dapat mempengaruhi jantung dan paru. (Ai Yeyeh
Ruhiyah, 2010 : 265)
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Kepala
sangat besar yang disebabkan karena peningkatan jumlah cairan serebrospinal
yang meluas ke otak. Tulang kranial lembut, fontanel besar dan sutura lebar.
Keadaan ini dapat meyebabkan obstruksi persalinan jika tidak didiagnosa dengan
segera. Pada palpasi abdomen kepala teraba besar dan dibagian atas pinggir mungkin
teraba bokong. Diagnosa dapat ditetapkan dengan USG, radiologik atau dengan
pemeriksaan vagina. Pada banyak kasus fetus tidak dapat dilahirkan pervaginam
dan SC dibutuhkan. Pada beberapa kasus pembedahan berhasil dengan baik dengan
cara insersi katuk jantung dan kateter dari ventrikel ke vena jugularis dan
sisi kanan jantung. Dengan cara demikian dapat mengurangi cairan sereberal.
(Marmi, 2011 : 168)
Hidrosepalus
adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam pentrikel
otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan
ubun-ubun.caiaran yang tertimbun dalam pentrikel biasanya antara 500-1500
ml,akan tetapi kadang-kadang dapat mencapai 5 liter. Hidrosepalus sering kali
disertai kelainan bawaan lain seperti misalnya spinabipida. (Ai Yeyeh Ruhiyah,
2010 : 263)
Hidrosefalus terjadi bila terdapat
penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada salah satu tempat antara
tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang
subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya.
Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang
abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat
jarang terjadi. (IDM RSU. DR. Slamet – FK Yasri)
2.
SARAN
Dalam
penulisan makalah ini penulis berharap agar makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembacanya dan berguna bagi penulis pula. Oleh karena itu, diharapkan
kritik serta saran yang dapat membangun dan meningkatkan dalam penulisan
makalah di masa yang akan datang.
DAFTAR
ISI
Ai Yeyeh Rukiyah S.Si.T, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).
Jakarta : TIM.
Prof. Dr. Rustam Moschtar, MPH. 1998. SINOPSIS OBSTETRI Jilid 1. Jakarta :
EGC.
MARMI, dkk. 2011. ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/02/hidrosefalus/.
Acceded (10.30 wib, 23 April 2012)
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dwww.emedicine.com%26hl%3Did%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://emedicine.medscape.com/article/1135286-overview&usg=ALkJrhhcl5cYTorGDadmm1wuuguJ2V2yTg. Acceded
(10.00 wib, 23 April 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrosefalus.
acceded (10.00 wib, 23 April 2012)